“Kami ingin mengajak dan mendorong bahwa teman-teman disabilitas juga punya ruang dan kesempatan yang sama untuk berkarya bagi negeri ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, kami melakukan pendampingan dan pelatihan intensif bersama LPPM UIN Yogyakarta dengan melakukan pembinaan dan pendampingan agar komunitas difabel dapat terus berinovasi menjadi bagian dari kemajuan bangsa,” ujar Muhib.
Integrated Farming dipilih sebagai sarana pemberdayaan inklusi bagi difabel yang sejalan dengan letak geografis Padukuhan Selobendo yang secara topografi berada di dataran tinggi (300 mdpl). Kawasan ini memiliki tanah yang subur dan kaya akan hara, serta dekat dengan sumber air.
Minat dan kemampuan para penyandang disabilitas dalam pengembangan ekonomi masyarakat sekitar menjadi pemantik AHM melakukan pendampingan, pembinaan dan pengembangan bersama akademisi dan praktisi profesional dari kampus.
Kegiatan ini didampingi langsung oleh Pusat Layanan Difable (PLD) dibawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN SUKA yang melibatkan penyuluh dan dokter hewan dari Puskeswan di Banyudono.
Tidak hanya itu, sharing inspiratif juga dilakukan oleh peternak dan kelompok tani Dusun Selobendo yang telah berhasil merintis bisnis model serupa.Pendampingan secara menyeluruh kepada difabel dilakukan dengan menggandeng masyarakat setempat, membangun kemitraan di pasar lokal, serta diperkuat dengan strategi komunikasi yang efektif di sosial media.
Mereka juga didorong untuk melakukan pameran maupun berpartisipasi aktif dalam acara komunitas, sehingga dapat membentuk UMKM mandiri dan menginspirasi komunitas difabel lainnya. (*)
Editor : Heru Candriko