Kuliner seperti rendang, dendeng balado, serta berbagai makanan ringan seperti sala lauak dan keripik balado telah lama menjadi andalan ekonomi masyarakat.
Subsektor ini memiliki basis pelaku yang besar karena kuliner Minang tidak hanya diminat di Sumatera Barat, tetapi juga memiliki daya tarik di seluruh Indonesia dan bahkan di pasar internasional.
Selanjutnya, fesyen seperti songket dan tenun, serta desain modern dengan sentuhan motif Minangkabau, semakin diminati.
Subsektor ini berkembang pesat, didukung oleh kreativitas desainer lokal yang mengadaptasi elemen tradisional menjadi produk fesyen yang relevan dengan tren saat ini.
Ketiga subsektor tersebut, kata Haris, menunjukkan daya saing yang kuat karena tidak hanya berakar pada kekayaan budaya lokal tetapi juga memiliki kemampuan untuk terus berinovasi dan mengikuti perkembangan pasar.Dominasi pelaku di sektor-sektor ini menjadi pilar utama ekonomi kreatif Sumatera Barat dan memiliki potensi besar untuk terus ditingkatkan melalui penguatan jejaring, digitalisasi, dan akses pasar yang lebih luas
Selanjutnya subsektor unggulan yang ketiga, kata Haris adalah subsektor pendukung yang tidak termasuk subsektor ekonomi kreatif unggulan dan lokomotif.
"Subsektor ini ada 13 dan harus tetap dikembangkan karena juga mendukung ekosistem ekonomi kreatif di Sumatera Barat. Yakni, pengembangan permainan, desain interior, musik, senirupa, desain produk, fotografi, desain komunikasi visual, radio dan televisi, arsitektur, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan dan aplikasi," jelasnya.(*)
Editor : Heru CandrikoSumber : Rilis