Perasaan kecewa tersebut semakin mendalam saat istri Epyardi, Emiko, juga tidak menunjukkan perhatian atau keramahan ketika berkunjung ke rumahnya.
Sikap tersebut, menurut Haji Toni, mencerminkan bahwa Epyardi lupa dengan masyarakat yang telah mendukungnya saat pencalonan.
"Disitu saya mulai pindah mendukung ke pasangan lawannya pada saat mencalon menjadi bupati karena terlanjur iba hati," tuturnya.
Seiring waktu, Haji Toni mengamati pergerakan Mahyeldi dan merasa bahwa kepedulian Mahyeldi terhadap masyarakat lebih terlihat.
"Pada saat pemilihan gubernur, nampak pergerakan Mahyeldi selama ini, jadi saya pindah mendukung Buya," katanya, merujuk pada sapaan akrab Mahyeldi.
Selain itu, Haji Toni juga menaruh harapan besar pada Jon Pandu sebagai calon Bupati Kabupaten Solok.
"Begitu juga dengan calon bupati sekarang, Jon Pandu, kepeduliannya terhadap masyarakat, tutur katanya, dan wibawanya sangat baik. Kuncinya di Minangkabau itu berwibawa dan beretika," ungkap Haji Toni.Ia berharap Mahyeldi dapat memperhatikan kebutuhan masyarakat Kabupaten Solok, seperti perbaikan jalan, mushala, dan masjid.
"Kami tidak butuh tempat wisata seperti yang dibuat oleh Pak Epyardi Asda. Tetapi kalau jalan, masjid, dan lain-lain diperbaiki demi masyarakat, itu akan selalu berguna selama masih tinggal di daerah tersebut," tegasnya.
Haji Toni menyatakan komitmennya untuk mengarahkan dukungan masyarakat di sekitarnya kepada Mahyeldi sebagai calon Gubernur Sumatera Barat, dan Jon Pandu sebagai calon Bupati Kabupaten Solok.
Editor : Heru CandrikoSumber : Rilis