Di sisi lain, istri Ipen, Odri Uliarta, mencurigai bahwa suaminya sedang dikriminalisasi. Ia merasa, pelapor yang berkuasa dan memiliki banyak uang sengaja menekan keluarganya. Ia pun meminta majelis hakim untuk bertindak adil.
“Saya cuma minta keadilan, Pak. Jangan karena kami orang kecil, kami sengaja ditekan begitu saja. Yang melaporkan suami saya itu orang kaya di kampung ini, jadi dia merasa bisa beli segalanya, termasuk suami saya yang sekarang malah masuk penjara. Padahal, suami saya tidak mengerti apa salahnya,” keluh Odri.
Pantauan media juga menunjukkan keanehan dalam persidangan. Meski sidang terbuka untuk umum, wartawan dilarang meliput, dan warga Jorong Baru tidak diizinkan masuk ke ruang sidang karena dijaga ketat oleh pegawai pengadilan.
Kuasa hukum Ipen, Muhammad Tito, menduga ada kejanggalan dalam kasus ini sejak awal. Ia merasa, kasus ini sengaja dipaksakan untuk masuk ke pengadilan.
“Setelah kami telusuri, laporan awal tentang perbuatan tidak menyenangkan tidak diterima. Namun, di bulan Maret 2024, laporan baru tentang perintangan jalan dimasukkan lagi. Di sini yang membuat kami merasa aneh, kasus ini seperti dipaksakan,” jelas Tito.Tito juga menambahkan bahwa pihaknya berencana mengajukan perlindungan hukum bagi Ipen.
“Kami akan berusaha mencari perlindungan untuk terdakwa melalui lembaga lain guna memastikan pembelaan yang tepat,” pungkasnya. (*)
Editor : Heru Candriko
