Namun, kini dengan beban sewa yang tinggi dan kondisi pasar yang sepi, dia merasa terbebani.
"Kami sepakat dengan pedagang lain, kami tidak akan membayar sewa kecuali pedagang kaki lima (PKL) di luar pasar ditertibkan. PKL yang berdagang di luar sangat mengganggu, membuat pengunjung enggan masuk ke dalam pasar," tegas Rina.
Kesejahteraan Pedagang Jadi Perhatian Serius
Menanggapi hal tersebut, Mahyeldi mengakui bahwa kondisi ini memang memerlukan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Menurutnya, selain hak, pemerintah juga memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang layak bagi para pedagang.
"Memang, pemerintah berhak meminta restribusi, tapi ingat, ada kewajiban yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kita harus melihat, apakah pelayanan sudah sesuai dengan harapan para pedagang? Kita juga akan minta mohon nanti Plt Wali Kota Bukittinggi untuk meninjau langsung kondisi di sini," kata Mahyeldi.
Dia juga mendukung usulan pedagang agar harga sewa per meter ditinjau kembali dan adanya mobil pariwisata yang ditempatkan di depan pasar untuk menarik pengunjung."Saya harap Plt Wali Kota Bukittinggi bisa bertemu langsung dengan masyarakat dan pedagang agar dapat menentukan langkah yang tepat ke depannya," kata Mahyeldi.
Dia berjanji akan menampung aspirasi ini menjadi catatan kedepan untuk memperhatikan nasib para pedagang.
“Kita juga akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak, apakah ada aturan yang bertentangan atau tidak, kita akan kroscek terlebih dahulu. Yang terpenting hari ini saya sudah mendengar langsung dari para pedagang disini,” tutup Mahyeldi. (*)
Editor : Heru Candriko