Di antaranya yaitu Kelompok Tani Budi Sepakat di Koto Tangah, Kelompok Tani Taruko di Pauh, dan Kelompok Tani Usaha Karya di Bungus Teluk Kabung. Masing-masing kelompok mendapatkan lahan seluas 5 hektare.
"Benih ini memiliki mutu lebih baik karena telah dilabelisasi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi," tambahnya.
Selain itu, Dinas Pertanian juga aktif dalam mengendalikan hama melalui Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di kelompok-kelompok tani yang tanamannya terindikasi hama.
Bantuan infrastruktur juga diberikan, termasuk perbaikan jaringan irigasi tersier untuk Kelompok Tani Tunas Harapan di Pauh dan Kelompok Tani Tuah Sakato di Kuranji.
Yoice menegaskan, selain bantuan teknologi, peningkatan pengetahuan petani juga menjadi fokus utama.
Melalui 33 penyuluh pertanian lapangan (PPL), pelatihan diberikan kepada petani di seluruh Kota Padang.
Salah satu materi pelatihan adalah penggunaan jerami sebagai mulsa untuk mengembalikan kesuburan tanah, menghindari praktik membakar jerami yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca."Inovasi lainnya adalah pengembangan metode Bersawah Pokok Murah di Kecamatan Kuranji yang bertujuan menekan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan petani. Metode ini hemat pupuk anorganik dan memanfaatkan jerami untuk menghambat pertumbuhan gulma," terang Yoice.
Saat ini, Kota Padang memiliki lahan sawah seluas 4.341 hektare, namun luas tersebut terus berkurang setiap tahunnya karena alih fungsi lahan.
Diperkirakan, luas Lahan Sawah Dilindungi (LSD) hingga tahun 2030 hanya akan tersisa 2.400 hektare.
Editor : Dewi Fatimah