Selain itu, Marliosni menyoroti pentingnya kelembagaan yang kuat dan pendidikan yang berkualitas sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Ia menekankan perlunya kerja sama antara pemerintahan nagari dan kabupaten untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.
Serta melaksanakan program yang mendukung keamanan pangan dan pengentasan kemiskinan.
Menariknya, perjalanan akademik Marliosni dimulai secara tidak terduga. Saat itu, ia hanya berniat menemani anaknya yang mendaftar di program Magister Manajemen (MM) FEB UNP.
Namun, atas dorongan dosen-dosen di fakultas tersebut, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Doktor.
"Saya awalnya ragu karena akan memasuki masa pensiun. Namun, dorongan dan rayuan dari para dosen membuat saya akhirnya tertarik untuk mengambil program Doktor di FEB UNP," ungkapnya.
Kini, dengan bangga ia menyatakan bahwa pencapaian ini menjadi motivasi bagi anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Dekan FEB UNP, Prof. Perengki Susanto, mengapresiasi dedikasi Marliosni yang meski sudah pensiun, tetap memiliki semangat dan motivasi tinggi dalam menyelesaikan program S3.
"Ia adalah contoh nyata bahwa usia tidak menjadi penghalang untuk terus belajar dan meraih gelar akademik tertinggi," katanya.
Senada dengan itu, promotor Marliosni, Prof. Dr. Syamsul Amar B, MS, menambahkan, "Marliosni menjadi inspirasi bagi kita semua. Belajar itu tidak mengenal batas usia. Jadilah seseorang yang haus akan ilmu, dan teruslah belajar hingga akhir hayat."(*)
Editor : Dewi Fatimah
