HALONUSA - Pemerintah Kota (Pemko) Padang terus melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan dan berketahanan iklim. Hal ini sejalan dengan tema HUT ke-355 Kota Padang, Sinergitas Blue Economy and Green Economy.
“Ada beberapa aspek yang perlu diprioritaskan seperti kesehatan, transportasi, pertanian, dan lainnya. Kegiatan prioritas ini perlu diajukan untuk kesesuaian terhadap kesiapan Kota Padang dalam memastikan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Padang, Yenni Yuliza, saat Forum Group Discussion (FGD) dengan Urban Act Project penjaringan potensi iklim di Ruang Rapat Abu Bakar Jaar, Rabu (24/7/2024).
Yenni menyampaikan, dalam FGD ini dipaparkan beberapa kegiatan untuk penjaringan potensi iklim di Kota Padang.
Di antaranya pengelolaan sampah dengan teknologi Refused Derived Fuel (RDF), dan pengelolaan bank sampah.
Kemudian penanaman mangrove, pengembangan transportasi publik (Trans Padang), tindak lanjut Roadmap Disaster Risk Reduction.
“Lalu penggunaan pupuk organik dan non-organik, pemakaian pestisida nabati, pemberian bantuan mesin tempel kepada nelayan. Penyediaan informasi cuaca dan iklim terkait kondisi laut. Pemetaan ketahanan iklim rendah karbon ini didukung kelompok kerja atau Pokja,” ujarnya.Sementara itu, National Project Coordinator Urban Act, Rendy Primrizqi mengatakan FGD ini bertujuan untuk menyelaraskan target pembangunan ramah lingkungan dari pemerintah pusat hingga daerah.
“Kita sudah membahas skala prioritas terkait kebijakan iklim dan transportasi umum. Saat ini mengidentifikasi potensi kolaborasi aksi iklim dan daftar kegiatan skala prioritas,” katanya.
Ia menambahkan, dengan berbagai upaya ini, Kota Padang menunjukkan komitmen dalam mewujudkan kota yang berketahanan iklim. Kemudian mendukung pembangunan berkelanjutan. (*)
Editor : Halbert Chaniago
