HALONUSA - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menyatakan beberapa daerah berpotensi terdampak akibat letusan Gunung Merapi.
Dalam keterangan tertulisnya, Agus Budi menyatakan adanya potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km.
Kemudian, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.Diketahui, Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Senin 22 Juli 2024 sekitar pukul 04.04 WIB.
Diketahui, jarak luncur awan panas guguran dari Gunung Merapi tersebut mencapai 1.200 meter ke arah Kali Bebeng.
"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 22 Juli 2024 pada pukul 04.04 WIB," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso dalam laporan tertulisnya.
Dari data BPPTKG, awan panas guguran yitu tercatat dengan amplitudo maksimal 40 mm. Durasi awan panas guguran tercatat 126 detik.
Editor : Halbert Chaniago