"Kenaikan defisit Rp 80,8 triliun adalah kombinasi dari pendapatan negara yang tadi mengalami koreksi atau tidak mencapai target, maupun kontraksi yang besar dari PNBP," tutur Sri Mulyani.
Di sisi lain, belanja negara diproyeksi melampaui pagu anggaran yang telah ditetapkan akan tumbuh pesat secara tahunan. Belanja negara hingga akhir tahun diproyeksi mencapai Rp 3.412,2 triliun, setara 102,6 persen dari target, serta tumbuh 9,3 persen secara tahunan.
Dengan demikian, keseimbangan primer atau selisih pendapatan dan belanja negara tanpa menghitung belanja utang diproyeksi mengalami defisit sebesar Rp 110,8 triliun.
Ini jauh lebih dalam dari defisit keseimbangan primer yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2024 yakni sebesar Rp 25,5 triliun. (*) Editor : Halbert Chaniago