"Dalam perbincangan tersebut, teradu merayu dan membujuk pengadu untuk melakukan hubungan badan, pada awalnya pengadu terus menolak namun teradu terus memaksa," lanjutnya.
"Saya ulangi, namun teradu tetap memaksa pengadu untuk melakukan hubungan badan, pada akhirnya hubungan badan itu terjadi," tambahnya.
Terungkap dalam persidangan, Hasyim membelikan pengadu tiket Jakarta-Belanda sebanyak tiga kali. Totalnya mencapai Rp100 juta. Hal tersebut pun diakui oleh Hasyim.
"Bahwa berdasarkan keterangan pengadu dalam sidang pemeriksaan, teradu juga memfasilitasi tiket pesawat pengadu pulang-pergi Jakarta-Belanda sebanyak tiga kali dengan total biaya Rp 100 juta hal ini diakui oleh teradu dan menjelaskan bahwa yang membiaya tiket pengadu adalah temannya," ujar anggota DKPP.
Hasyim juga disebut memberikan sejumlah barang dengan harga Rp5,419 juta. DKPP menilai uang yang digunakan Hasyim bukan bersumber dari keuangan negara.
"Teradu juga memberi pengadu layar monitor Asus Zenscreen dst dianggap dibacakan seharga Rp 5,419 juta," kata DKPP.
"Sedangkan terkait uang yang digunakan teradu untuk memfasilitasi pengadu bukan bersumber dari keuangan negara," sambungnya.Dalam persidangan juga terungkap adanya komunikasi intens antara Hasyim dan pengadu. Hasyim disebut mengajak pengadu jalan berdua di sela bimtek di Den Haag.
"Terungkap pula fakta dalam sidang pemeriksaan, dalam komunikasi intens tersebut, teradu mengajak pengadu jalan berdua di sela-sela acara bimtek di Den Haag," kata DKPP.
DKPP pun mengungkap adanya komunikasi pengadu yang meminta Hasyim membawakan sejumlah barang yang tertinggal di Jakarta ke Belanda melalui WhatsApp.
Editor : Halbert Chaniago