"Saya bilang ke beliau, kami sudah masukkan proposal di tahun 2002 dan 2003. Bahkan, dulu orang dinas juga sudah turun dan mengukur tanah untuk membangun dua lokal. Tapi nyatanya, sampai sekarang tak ada dibangun," kata Apriwardi.
Lantaran tak ada tambahan bangunan kelas baru, mau tak mau terpaksa bangunan bekas WC dijadikan tempat belajar anak-anak. Sekitar sepekan yang lalu, kata Apriwardi, ada media yang datang meliput ke sekolah tersebut.
"Waktu itu ada wartawan datang bertemu dengan wali kelas, ibu Rosmaniar. Jadi, wali kelas menjelaskan kondisi ruangan belajar yang sebenarnya bekas WC. Sudah lima tahun digunakan untuk kegiatan belajar mengajar," kata Apriwardi.
Setelah informasi itu beredar, Apriwardi dipanggil oleh Dinas Pendidikan Kampar."Kadis bilang ke saya 'ke depanya jangan seperti itu. Masa iya gedung bapak bilang bekas WC'. Saya jawab memang seperti itu faktanya, Pak. Bukan rekayasa saya bilang. Kalau tidak percaya, silahkan bapak cek. Dia bilang malu, tentu saya lebih malu. Banyak orangtua yang komplain tak mau anaknya belajar di ruangan itu," sebut Apriwardi. (*)
Editor : Halbert Chaniago