HALONUSA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengklaim hanya sebanyak 3,7 persen mahasiswa yang membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikdbudistek, Abdul Haris saat rapat bersama DPR RI, Selasa 21 Mei 2024.
"Proporsi mahasiswa dengan UKT tinggi 2024, turun dari 5,9 persen pada 2023. Sebagian besar mahasiswa baru 2024 masuk kelompok UKT menengah dengan persentase 67,1%. Kelompok ini dikenakan UKT kelompok 3-7," katanya.
Sementara 29,2% dari keseluruhan mahasiswa di RI masuk kelompok UKT rendah. Kelompok ini meliputi mahasiswa dengan UKT 1, UKT 2, dan penerima bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Persentase ini menurutnya naik dari 2023 yang sebesar 24,4%.
Ia mengatakan, jumlah mahasiswa per kelompok UKT di sejumlah PTN dan PTN Badan Hukum (PTN-BH) dengan kenaikan UKT baru-baru ini antaranya yakni Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Riau (Unri), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Sumatera Utara (USU).
"Yang cukup ramai, di Universitas Jenderal Soedirman. Kalau kita perhatikan, di Universitas Jenderal Soedirman itu, angka di UKT rendah juga banyak, 667. Kalau kita bandingkan dengan UKT tingginya, hanya sekitar 12 mahasiswa," lanjutnya.Berikut rincian jumlah mahasiswa baru di Unsoed menurut kelompok UKT seperti dikutip dari paparan Abdul Haris di Rapat Kerja DPR RI dengan Kemendikbudristek:
1. Jumlah mahasiswa UKT menengah (3-7): 1.470 orang
Besar UKT 3: Rp 2 juta - Rp 10 juta
Besar UKT 4: Rp 3,5 juta - Rp 14 juta
Besar UKT 5: Rp 5 juta - Rp 18 juta
Editor : Halbert Chaniago