“Festival ini menjadi pengingat agar kita menjaga kekayaan Sungai Batang Arau dan kawasan Muaro yang merupakan pusat perekonomian dan perdagangan di masa Belanda,” jelas Hendri Septa.
Ia menambahkan bahwa kekayaan peradaban ini harus dijaga dengan baik dan sekaligus membangun kesadaran untuk mencintai sejarah.
“Melalui event ini mari kita jadikan sebagai milik warga Kota Padang yang memiliki berbagai etnis dan keberagaman yang hidup saling berdampingan, inilah yang patut kita apresiasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Edi Hasymi, mengungkapkan bahwa dengan mengulang kesuksesan tahun lalu, tahun ini festival ini akan menghadirkan lebih banyak acara menarik. Mengusung tema ‘Tempo Doeloe’, festival ini bertujuan untuk mengenang masa kejayaan Batang Arau.“Banyak acara menarik yang bisa disaksikan, seperti fashion show jadul, karnaval budaya multi etnis, lomba menggambar, Selaju Sampan, Urang Padang Bagamad, penampilan band, peluncuran buku Batang Arau, pameran foto, UMKM, dan Ekraf,” jelas Edi Hasymi, yang juga merupakan Asisten I Pemerintahan dan Kesra.
Editor : Halbert Chaniago